Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung melemah. Hal itu didorong dari indeks dolar AS yang cenderung menguat.
Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah 31 poin terhadap dolar AS atau sekitar 0,21 persen ke posisi 14.202 pada perdagangan Rabu 27 Maret 2019. Pada perdagangan Selasa kemarin, rupiah bergerak di posisi 14.171 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,16 persen terhadap dolar AS menjadi 14.195 dari penutupan perdagangan kemarin di kisaran 14.172 per dolar AS.
Pada Rabu siang ini, rupiah bergerak di kisaran 14.212 per dolar AS. Rupiah bergerak di kisaran 14.193-14.213 per dolar AS.
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, nilai tukar rupiah diperdagangkan melemah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh tren penguatan indeks dolar.
Dolar AS cenderung menguat terhadap mata uang utama pada sesi perdagangan di AS tadi malam. Hal ini mengingat kekhawatiran terkait yield curve dolar AS yang menurun sehingga mendorong penguatan dolar AS dan kenaikan yield treasury AS.
"Selain itu, penguatan indeks dolar AS dipengaruhi oleh pelemahan mata uang utama seperti Euro dan New Zealand dolar,” ujar Josua dalam catatannya.
Ia menuturkan, euro tertekan oleh rilis data ekonomi Jerman yakni consumer confidence dan fokus perlambatan ekonomi eurozone turut mendorong tren penurunan imbal hasil surat utang pemerintah Jerman bahkan mengarah ke teritori negatif sehingga terus mendorong pelemahan euro.
"Sementara New Zealand dolar juga tertekan pasca rapat dewan gubernur bank sentral New Zealand yang memberi sinyal dovish. Pelemahan mata uang Asia juga dipengaruhi sentimen wait and see investor mengingat pemerintah Amerika Serikat dan Tiongkok akan kembali melanjutkan negosiasi dagang sehingga permintaan safe haven dolar AS terus meningkat,” kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
No comments:
Post a Comment