Pages

Saturday, August 31, 2019

Kisah Pengagung Kasultanan Cirebon dan Sedekah Bumi Desa Panongan Lor

Liputan6.com, Cirebon - Warisan seni dan budaya Cirebon marak digelar disejumlah wilayah. Salah satunya Desa Panongan Lor Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon.

Sejumlah warga dari empat dusun beriringan membawa hasil bumi mereka menuju kantor Desa Panongan Lor. Mereka dengan senang hati membawa hasil bumi untuk dibagikan bersama warga lain.

"Setelah berkumpul dari empat dusun kita berdoa bersama kemudian makan bersama dari hasil bumi yang dibawa warga sendiri," kata Kepala Desa Panongan Lor Agus Syamsah, Sabtu (31/8/2019).

Warga dari berbagai kalangan dan usia memadati halaman depan kantor desa untuk mengikuti rangkaian sedekah bumi. Usai menggelar doa bersama, mereka langsung berebut makananan yang telah terkumpul.

Tak sedikit orang tua hingga anak kecil ikut berebut hasil bumi yang dibawa dari empat dusun. Mereka rela berdesakan, demi mendapatkan makanan hasil bumi.

"Dari padi masakan hingga buah-buahan dan warga percaya makanan yang dimakan dari sedekah bumi itu berkah karena sebelum dimakan kita ada doa bersama dipimpin MUI desa," kata dia.

Agus menyebutkan, dari empat dusun itu, terdapat 34 tumpeng tersedia. Sedekah bumi merupakan rangkaian hari jadi Desa Panongan Lor ke 34 secara adminstrasi.

"Puncaknya akan ada drama kolosal yang menceritakan tentang asal mula desa kami. Harapan kedepan semoga lebih meriah lagi," kata dia.

Camat Sedong Kabupaten Cirebon, Sund Dewi mengatakan Sedekah Bumi merupakan kegiatan yang diinisiatif warga desa. Selain Desa Panongan Lor, sedekah bumi juga digelar di beberapa desa lain seperti Sedong Lor, Sedong Kidul.

2 dari 2 halaman

Asal Usul

"Ada beberapa desa di kecamatan kami juga yang mulai akan menggelar sedekah bumi. Ini bagian dari ucapan rasa sykur warga kepada Allah atas hasil panen mereka," kata dia.

Kendati demikian, peringatan hari jadi tidak ada di tingkat kecamatan. Dia pun akan membuat kegiatan hari jadi di tingkat kecamatan agar lebih meriah dan diikuti seluruh warga desa.

Terpisah Sekretaris Desa Panongan Lor Kabupaten Cirebon Masjudin mengatakan, berdasarkan catatan sejarah desa tersebut berdiri sejak lama.

Dia mengatakan, nama desa berasal dari bahasa Sunda yakni Panoongan yang berarti peneropongan. Saat itu, seorang Pengangung Kasultanan Cirebon pergi mengembara dan singgah di desa Panongan.

"Jadi pengagung tersebut kalau ingin meneruskan perjalanan harus naik ke dua pohon tinggi di desa untuk menentukan arah utara selatan barat dan lain-lain. Dari situ dua pohon tersebut selalu dijadikan tempat untuk meneropong arah," kata dia.

Seiring aktivitas sang pengembara memanfaatkan pohon tinggi tersebut. Warga menjuluki dua pohon itu menjadi pohon panoongan hingga sekarang nama tersebut menjadi Desa Panongan.

Pada tanggal 31 Agustus 1985, pemerintah secara administratif memekarkan desa Panongan Lor. Oleh karena itu, peringatan hari jadi desa masih merujuk pada tanggal pemekaran.

"Kami sedang menelusuri sejarah asal usul desa kami karena berdasarkan naskah babad Cirebon kisah pengembara itu disebutkan. Kami juga belum tahu persis siapa nama pengagung Kasultanan Cirebon itu," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/regional/read/4051686/kisah-pengagung-kasultanan-cirebon-dan-sedekah-bumi-desa-panongan-lor

No comments:

Post a Comment