Ifdal dan Muhamad yang sama-sama sejak kecil belajar mengaji, mengakui tidak mudah menghafal Alquran. Ifdal malah sempat ingin menyerah.
"Tahun pertama itu, susah, kan dari sekolah umum masuk sekolah hifz. Fokusnya susah. Bosan. Sehari delapan jam, (belajar) Alquran. Pulang, Alquran lagi," papar Ifdal.
Selepas SMA, Ifdal belajar Bahasa Arab, Fiqh, dan Tafsir di Bayyinah Institute di Dallas, Texas. Ilmu yang didapatnya memperkuat niatnya mempelajari Quran, sementara undangan menjadi imam terus mengalir.
Muhamad sejak kecil diarahkan orangtua untuk menghafal Alquran. Setelah sempat masuk hifz school, sambil menjadi imam, ia kini melanjutkan sekolah untuk menyelesaikan SMA. Tetapi bukan berarti selesai interaksi dengan Alquran.
Berdasar pengalaman, kata Muhamad, untuk menghafal Alquran, kita harus meluangkan waktu untuk membaca, mengkaji, dan memahami makna ayat-ayat Alquran tersebut.
Di sela rutinitas menjadi imam, mengajar mengaji dan menjaga hafalan Quran, Ifdal mengejar ilmu psikologi klinis di University of Texas at Arlington, Muhamad mengincar jurusan mechanical engineering, University of Maryland.
https://www.liputan6.com/ramadan/read/3980061/cerita-dua-hafiz-muda-indonesia-yang-jadi-imam-tarawih-di-amerika
No comments:
Post a Comment