Liputan6.com, Manila - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan pada hari Jumat bahwa dunia harus "membuka mata lebar-lebar" terhadap risiko penggunaan teknologi China.
Selain itu, Pompeo juga mengatakan bahwa mungkin ada masalah bagi perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di tempat-tempat tertentu, di mana peralatan teknologi China --salah satunya Huawei-- dikerahkan, demikian sebagaiamana dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (1/3/2019).
Dalam kunjungannya ke Manila itu, Pompeo juga ditanyai tentang prospek Filipina menggunakan teknologi 5G besutan Huawei di masa depan, sebagai bagian dari upaya memodernisasi infrastruktur telekomunikasi yang sudah ketinggalan zaman.
"Tugas kami adalah berbagi dengan dunia risiko yang terkait dengan teknologi itu: risiko bagi rakyat Filipina, risiko keamanan Filipina, risiko bahwa Amerika mungkin tidak dapat beroperasi di lingkungan tertentu jika berdekatan dengan teknologi Huawei," katanya dalam konferensi pers.
"Kami ingin memastikan bahwa dunia membuka mata lebar terhadap risiko memiliki teknologi itu pada infrastruktur, tulang punggung atau jaringan penting nasional," tambahnya.
Pemerintah AS telah memberi tekanan pada Huawei, pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, dan berusaha mencegah entitas komersial membeli router dan switch dari raksasa teknologi China itu.
AS juga menyarankan para sekutunya untuk melakukan hal yang sama, menghindari penggunaan teknologi yang dirintis oleh perusahaan China.
Simak video pilihan berikut:
Ekonomi Global Tetap Terdampak Perang Dagang
Sementara itu, meski perang dagang antara AS dan China tampak akan tiba pada akhir pertarungannya, hal itu tidak akan menghentikan perlambatan ekonomi global.
Donald Trump mengatakan di Twitternya bahwa ia akan menunda kenaikan tarif untuk barang-barang China yang awalnya direncanakan akan terjadi pada awal Maret.
Setelah pertemuannya yang terakhir pada Desember lalu, Trump akan merencanakan untuk kembali bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping pada pertemuan klub golfnya di Mar-a-Lago, Florida.
Pertemuan kali ini akan membahas tentang kesepakan jika kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan. Namun berdasarkan laporan yang ada, kedua negara tersebut telah merencanakan pertemuan puncak di akhir Maret.
Meskipun reaksi pasar Asia begitu positif dengan keputusan Trump, namun beberapa analis mengatakan, pelonggaran ketegangan ini tidak akan menghentikan perlambatan ekonomi global yang sudah terjadi.
No comments:
Post a Comment