Liputan6.com, Bandung - Novel teranyar Pidi Baiq berjudul Helen dan Sukanta akan diangkat ke layar lebar oleh rumah produksi Max Picture. Pidi yang akan menyutradarai film barunya itu ingin melibatkan orang Belanda asli sebagai aktor utamanya.
Karya dari Pidi Baiq memang sudah menjadi perhatian publik. Apalagi dengan novelnya yang diadaptasi ke film yakni, Barisan Anti Cinta Asmara (2017), Dilan 1990 (2018), Dilan 1991 hingga Koboy Kampus (2019).
Kali ini Ayah, begitu dia akrab disapa, kembali akan menghiasi perfilman di Indonesia yakni Helen dan Sukanta yang juga berasal dari novel karangannya.
Di dalam novelnya yang terbaru, Pidi Baiq kembali mengangkat suasana di Bandung tempo dulu. Helen dan Sukanta sendiri menggambarkan cerita dan isu yang ada di zaman Belanda dengan latar waktu pada 1924.
Helen sendiri merupakan sosok wanita tua asal Belanda yang pernah ditemui Pidi Baiq pada 2000 silam. Kepada Pidi, Helen bercerita tentang masa kecil hingga tumbuh sebagai gadis yang tinggal lama di Ciwidey, Jawa Barat.
Dalam bukunya, Helen Maria Eleonora adalah gadis Belanda berkulit putih yang memerah apabila terkena sinar matahari yang terik. Bintik-bintik coklat pada bagian wajah, mata coklat, dan memiliki bulu mata yang lentik. Selain itu Helen punya rambut yang pirang dan mempunyai keinginan untuk bermain keluar rumah dengan teman sebayanya.
Ciwidey, bagi Helen adalah tentang cinta dan memori yang masih tersimpan rapi dalam setiap inci kenangan. Bahkan baginya Ciwidey adalah rumah dan cinta pertamanya. Di sana dia bertemu Sukanta, pria yang tak terlihat lagi karena adanya suatu peristiwa.
"Untuk film terbaru ini sudah ada kontraknya sama Max Picture," kata Pidi Baiq di Bandung, Sabtu (28/12/2019).
Film terbarunya ini akan mulai digarap pada Maret 2020 mendatang. Pidi mengaku sedang mencari aktor utama dari film yang diangkat dari novelnya tersebut.
"Beberapa pemeran sudah saya hubungi, ada yang asli orang Belanda. Dia tentu sambil belajar bahasa Indonesia. Ada juga teman saya yang orang Belanda mau nyari aktor. Yang jelas untuk Helen ada 3 masa, yaitu waktu kecil, remaja dan dewasa," kata pria lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjelaskan.
Sedangkan untuk pemeran Sukanta, pria pribumi yang menjadi cinta pertama Helen masih belum ada. Pidi pun membuka casting untuk pemeran Ukan, nama panggilan Sukanta.
"Nah itu dia belum tahu, mudah-mudahan ada yang ngajuin diri. Saya sih tidak selalu berpatokan harus artis tetapi tidak anti artis juga," ucapnya.
Dia menambahkan, untuk film Helen dan Sukanta akan melibatkan Komunitas Aleut. Komunitas ini merupakan wadah pegiat sejarah di Bandung yang rutin menggelar kegiatan wisata dan edukasi sejarah.
"Ya, kita akan melibatkan Aleut dalam film ini. Pasti Aleut yang akan memberikan kekuatan soal latar belakang film karena mereka memiliki kapasitas untuk itu (sejarah)," ujarnya.
Sementara itu, penggagas Komunitas Aleut Ridwan Hutagalung menyambut baik rencana Pidi Baiq. Menurutnya, film berlatar belakang sejarah sangat menantang karena harus menghadirkan suasana tempo dulu.
"Sudah ada bayangan yang cukup menarik karena kita bisa melihat suasana perkebunan tempo dulu seperti apa. Bakal sangat menarik karena mau nggak mau kita cari sungai yang jernih misalnya yang mana sudah sulit didapatkan," ujar Ridwan.
Simak video pilihan di bawah ini:
No comments:
Post a Comment