Liputan6.com, Milan - Posisi Marco Giampaolo di kursi pelatih AC Milan terancam. Pelatih berusia 52 tahun itu terancam dipecat menyusul hasil buruk Rossoneri di awal musim Liga Italia Serie A.
AC Milan dipermalukan Fiorentina 1-3 di Stadion San Siro, Senin (30/9/2019) dini hari WIB. Ini merupakan kekalahan keempat AC Milan dari enam laga yang sudah dijalani.
Sebelumnya, AC Milan kalah 0-1 dari Udinese, dipermalukan Inter Milan 0-2, dan menyerah 1-2 dari Torino. Hasil ini membuat AC Milan terjerembab ke peringkat 16 klasemen dengan 6 poin. AC Milan tertinggal 12 poin dari rival sekota, Inter, yang berada di puncak klasemen.
Tuttomercatoweb mengklaim AC Milan telah menghubungi Andriy Shevchenko. Menurut laporan terbaru dari TMW seperti dikutip dari Football Italia, Senin (30/9/2019), AC Milan sudah memulai pembicaraan dengan pelatih Timnas Ukraina tersebut.
Meski demikian, AC Milan masih memberikan Giampaolo satu pertandingan lagi untuk menyelamatkan pekerjaannya. Jika Suso dan kolega kembali kalah, bukan tidak mungkin mantan pelatih Sampdoria itu ditendang dari San Siro.
Legenda AC Milan
Andriy Shevchenko bukan orang asing bagi AC Milan. Ia pernah memperkuat klub Italia tersebut dalam dua kesempatan, yakni 1999-2006 dan saat dipinjamkan dari Chelsea pada 2008-2009.
Dengan AC Milan, Shevchenko yang diboyong dari Dynamo Kyiv semakin bersinar. Ia masing-masing meraih satu Scudetto Liga Italia Serie A, Coppa Italia, Supercoppa Italiana, Liga Champions, dan Piala Super Eropa.
Berkat prestasinya itu, Shevchenko pernah memenangkan Ballon d'Or pada 2004. Selain itu, ia juga pernah menjadi top scorer Liga Champions 1998-99 dan 2005-06.
Shevchenko pun dinobatkan sebagai salah satu legenda AC Milan.
Pelatih Timnas Ukraina
Minggu (29/9/2019) adalah hari ulang tahun Shevchenko ke-43 dan ia telah menduduki kursi pelatih Timnas Ukraina sejak musim panas 2016.
Sebelumnya, pria yang akrab disapa Sheva itu menjadi asisten pelatih Timnas Ukraina di awal 2016. Enam bulan kemudian, Sheva diangkap menjadi pelatih kepala menggantikan Mykhaylo Fomenko setelah Ukraina tersingkir di fase grup Piala Eropa 2016.
Pensiunnya sejumlah pemain berpengalaman membuat Shevchenko dalam kondisi pelik. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah pemain Chelsea itu.
Ia mengubah filosofi bermain Ukraina menjadi berbasis pengusaaan bola. Selain itu, Sheva juga memasukkan banyak pemain junior. "Perubahan ini bukan hal yang biasa bagi Ukraina karena tim ini tidak pernah akrab dengan gaya bermain seperti ini," ucapnya.
Meski Ukraina gagal ke Piala Dunia 2018 di Rusia, hasil itu tidak terlalu mengecewakan. Ukraina finis ketiga dalam kualifikasi, terpaut tiga poin di belakang Kroasia, yang menjadi finalis di Rusia 2018.
UEFA Nations League menjadi ajang unjuk gigi Sheva bersama Timnas Ukraina. Tiga kemenangan beruntun di Grup 1 Liga B membawa mereka naik kasta ke Liga A.
Usai tampil bagus di UEFA Nations League, Sheva bertekad membawa Timnas Ukraina lolos ke putaran final Piala 2020 yang bakal diselenggarakan di 12 negara. Ukraina kini memuncaki klasemen Grup B dengan 13 poin hasil dari lima pertandingan. Ukraina unggul 5 poin dari sang juara bertahan, Portugal.
No comments:
Post a Comment