Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan lebih dari 40 persen perokok di dunia meninggal karena penyakit paru-paru, seperti kanker, penyakit pernapasan kronis, dan TBC. Peringatan itu datang menjelang Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada Jumat ini, dengan tema, "Jangan biarkan tembakau merenggut napas kita."
VOA Indonesia, Jumat (31/5/2019) melaporkan bahwa WHO mengatakan setiap tahun, penggunaan tembakau membunuh setidaknya delapan juta orang. Badan PBB itu melaporkan 3,3 juta pengguna akan meninggal karena penyakit yang terkait paru-paru. Jumlah ini termasuk orang yang terpapar asap rokok orang lain, di antaranya lebih dari 60.000 anak di bawah usia lima tahun yang meninggal akibat infeksi saluran bawah pernapasan karena merokok pasif.
Vinayak Prasad pejabat sementara direktur Departemen WHO untuk Pencegahan Penyakit Tidak Menular mengatakan kerugian ekonomi global akibat penggunaan tembakau adalah $ 1,4 triliun. Ini disebabkan oleh biaya kesehatan, hilangnya produktivitas akibat penyakit itu dan biaya lain yang disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan merokok. Ia mengatakan baik nyawa dan uang bisa diselamatkan jika orang berhenti merokok.
"Kita juga akan menyaksikan jika orang yang merokok, hampir 20 persen di dunia yang merokok, jika mereka berhenti sebagian keuntungannya sebenarnya bisa diperoleh sangat cepat, khususnya untuk paru-paru. Dalam dua minggu, fungsi paru-paru akan mulai normal," kata Prasad.
Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan secara global, kecenderungan merokok sudah turun dari 27 persen pada tahun 2000 menjadi 20 persen pada tahun 2016. Namun WHO, mencatat bahwa jumlah pengguna tembakau di seluruh dunia tetap stabil pada 1,1 miliar karena pertumbuhan populasi.
https://www.liputan6.com/global/read/3980305/who-penyakit-paru-paru-penyebab-40-lebih-perokok-di-seluruh-dunia-meninggal
No comments:
Post a Comment