Pages

Thursday, November 29, 2018

Akhir Tragis Buaya Raksasa di Desa Tamiang

Liputan6.com, Pekanbaru - Sejumlah sungai di Provinsi Riau masih dihuni buaya ganas yang kapan saja bisa menerkam hingga menewaskan warga. Selama tahun 2018, konflik buaya dengan manusia kerap terjadi hingga jatuh korban jiwa.

Paling banyak serangan buaya terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Pekerja tual sagu kerap diserang dan hilang beberapa hari hingga ditemukan tak bernyawa. Selanjutnya Kabupaten Rokan Hilir karena sebagian daerahnya masih rawa-rawa hingga buaya kerap naik ke permukaan jika air sungai pasang.

Yang terbaru tentu saja seorang bocah 7 tahun di Kabupaten Rokan Hulu. Dia diseret ketika mandi di depan teras rumah ketika air sungai naik. Bocah ini diseret persis di depan ibunya yang mengawasi korban sedang mandi.

Beberapa kejadian itu membuat warga Riau di bantaran sungai khawatir. Beberapa buaya yang muncul memang selamat setelah ditangkap tapi ada juga yang akhirnya meregang nyawa seperti kejadian di Desa Tamiang, Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis.

Buaya raksasa sepanjang 4,2 meter kerap muncul ke permukaan dan membuat warga bertindak sendiri. Berbekal pancing umpan ayam, buaya jenis muara itu tak bernyawa lagi ketika dijemput petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

Menurut Humas BBKSDA Riau Dian Indriati, buaya itu ditangkap pada 2 September 2018, lalu dijemput petugas pada 3 September 2018. Buaya itu sudah dikubur di belakang kantor BBKSDA Riau.

"Panjangnya 4,2 meter lebih dengan bobot hingga 400 kilogram, jenis kelamin jantan," kata Dian kepada wartawan.

Pemeriksaan petugas, pada fisik buaya ditemukan sejumlah luka menganga, terutama di bagian kepala serta moncongnya. "Luka itu mengeluarkan cairan yang berasal dari lobang di bagian atas otaknya," ucap Dian.

Setelah buaya dievakuasi ke Pekanbaru, Dian menyebut pihaknya segera menguburkan karena bangkainya sudah mengeluarkan bau menyengat.

Terpisah, Kepala Desa Temiang, Sukadi menerangkan, buaya malang itu kerap muncul di permukaan sungai. Kehadirannya membuat warga tak berani beraktivitas di sungai karena ukurannya sangat besar.

Sukadi menyebut warga tak ingin ada korban sehingga berinisiatif memancingnya beramai-ramai. Pemancingan juga dibantu pawang buaya dari desa tersebut.

"Dibantu pawang, sorenya warga berhasil menangkap setelah umpan di pancingan dimakan buaya," kata Sukadi.

Sukadi mengaku tak tahu siapa saja warga yang membuat buaya itu tewas. Pada saat ditinggalkan dan diikat di tepi sungai, buaya itu masih hidup serta menjadi tontonan warga.

"Penangkapan ini sudah diberitahu ke BBKSDA, begitu petugas sampai, buaya itu dinyatakan sudah mati," katanya.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/regional/read/3789565/akhir-tragis-buaya-raksasa-di-desa-tamiang

No comments:

Post a Comment