Liputan6.com, Jakarta - Nasib malang menimpa seorang bayi lelaki. Dilansir dari Asia One, Kamis, 28 November 2019, bayi tersebut dikabarkan meninggal karena tersedak saat makan jeli.
Balita berusia satu tahun yang berasal dari Filipina tersedak saat makan jeli pada 15 November 2019. Keluarganya langsung membawanya ke rumah sakit dan dinyatakan telah meninggal.
Namun, tim dokter berusaha meresusitasi balita. Nyawanya berhasil diselamatkan tetapi tubuhnya kepalang mengalami kerusakan.
Pasalnya, proses resusitasi yang memakan waktu 26 menit membuat otak sang balita tak mendapat asupan darah. Ia pun jatuh koma.
Kondisi kesehatannya terus menurun. Ia mengalami kegagalan organ, jumlah hemoglobin yang rendah, pendarahan, kadar gula yang tinggi dan gejala lainnya. Setelah beberapa hari, tubuh balita itu akhirnya menyerah dan meninggal pada 22 November 2019.
Bukan Makanan Balita
Kasus tersebut menjadi pengingat agar setiap orangtua berhati-hati memberikan makanan kepada anak-anaknya. Pasalnya, jeli bukan makanan semabarangan yang bisa diberikan kepada anak tanpa pengawasan.
Kandungan kimia dan kadar gula yang tinggi, khususnya pada jeli kemasan, berbahaya diberikan kepada anak. Itu lantaran kandungan gula tinggi yang dapat meningkatkan risiko karies pada gigi, obesitas dan diabetes mellitus pada anak.
Tak hanya itu, pewarna buatan, pemanis buatan dan pengwet dalam jeli kemasan juga perlu diperhitungkan. Ditambah tekstur jeli yang kenyal, susah bagi bayi yang belum memiliki gigi untuk mengunyahnya. Kasus bayi tersedak jeli bisa terjadi karena mereka menelan tanpa dikunyah terlebih dahulu.
Lebih baik bikin jeli rumahan yang tekstur kelembutannya bisa Anda atur sendiri. Kemudian gunakan gula yang aman sebagai bahannya. Lebih baik buat selingan camilan dengan buah-buahan, kue atau biskuit. (Ossid Duha Jussas Salma)
No comments:
Post a Comment