Liputan6.com, Jakarta Filler bibir murah menyebabkan beberapa wanita di Arizona, Amerika Serikat mengalami infeksi dan pembengkakan pada bagian mulut itu. Setidaknya, belasan orang yang mengalami kondisi tersebut.
Dikutip dari Fox News pada Selasa (27/8/2019), bibir mereka membengkak setelah melakukan prosedur filler bibir di sebuah klinik rumahan di daerah Maricopa. Para korban menyatakan mengetahui tempat itu karena mendapatkan rekomendasi dari orang lain.
Salah seorang korban bernama Ashleigh Villaverde mengatakan bahwa wanita yang melakukan filler bibir itu mengaku sudah mendapatkan sertifikasi. Meski begitu, saat mendapatkan injeksi, dia merasa ada sesuatu yang salah.
"Saya tahu ada sesuatu yang salah karena setiap disuntik, rasanya sangat sakit," kata Villaverde. Hingga akhirnya, bibirnya membengkak dan terasa sakit ketika disentuh.
Harga yang Sangat Murah
Salah satu korban lainnya, Alexandra Garaventa, juga mengungkapkan bahwa ada yang tidak benar dengan ketika dia mendapatkan injeksi di bibirnya.
"Hampir setiap saat bibir saya ingin menolaknya, itu seperti dipaksa," ujarnya dikutip dari Health.
Diketahui, klinik tersebut menawarkan biaya yang sangat murah dan jauh dari rata-rata harga prosedur filler serupa.
Setidaknya, American Society for Aesthetic Plastic Surgery merekomendasikan harga sekitar 600 dolar (sekitar 8,5 juta rupiah) per milimeter. Sementara, tempat itu memberikan harga sekitar 60 sampai 80 dolar (sekitar 800 ribu sampai 1 juta rupiah) per milimeter.
Dapatkan Perawatan hingga Operasi
Garaventa dan beberapa korban lain segera mendapatkan perawatan di banyak dokter. Dia mengatakan bahwa seringkali, bibirnya mengeluarkan nanah. Ini membuatnya menjalani dua kali operasi.
Meski cukup membantu, "tetapi itu masih belum keluar semuanya, jadi mereka juga melarutkan bibir saya untuk melarutkan filler tapi masih ada banyak hal di bibir saya."
Nayley McLaughlin, korban lain mengatakan pada Fox 10 Phoenix bahwa dokter mengungkapkan setidaknya ada delapan orang lain yang mengunjungi gawat darurat dengan gejala yang sama, setelah melakukan prosedur di tempat yang sama.
Injeksi yang Terkontaminasi
Garaventa mengatakan bahwa sejak kejadian itu, wanita yang melakukan prosedur di Maricopa tersebut mengubah nomor teleponnya dan menghapus iklan di Facebooknya. Dia menambahkan, setidaknya sudah ada 15 orang yang ia hubungi dan memiliki kondisi serupa. Kepolisian setempat pun ikut terlibat dalam penyelidikan kasus ini.
Daniel Maman, ahli bedah plastik bersertifikat asal New York mengatakan bahwa sulit mencari tahu penyebab kontaminasi filler. Dia mengungkapkan, seringkali apa yang disuntikkan bukanlah zat yang legal secara medis.
"Bahkan jika mereka memperoleh produk yang asli, seringkali itu diperoleh secara ilegal," kata Maman.
Selain itu, klinik tersebut mungkin memiliki masalah dalam penyimpanan. Misalnya filler yang tidak disimpan dalam lingkungan yang steril, jarum yang tidak bersih, hingga mungkin saja orang yang melakukan injeksi bukanlah profesional medis terlatih.
Maka dari itu, Maman meminta jika seseorang ingin melakukan filler, pastikan Anda pergi ke dokter bedah plastik yang bersertifikat dan memiliki pengalaman, serta ulasan yang baik.
No comments:
Post a Comment