Liputan6.com, Pelalawan- Jarak pandang di Kabupaten Pelalawan, Riau, terus memburuk karena kabut asap. Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, jangkauan mata di kabupaten pemekaran Kampar itu hanya dua kilometer.
Namun adanya kabut asap ini tak menyurutkan langkah puluhan calon anggota pasukan pengibaran bendara (Paskibra) berlatih peraturan baris-bebaris (PBB). Supaya tak terjangkit penyakit pernapasan, perwakilan dari 12 kecamatan di Pelalawan ini menggunakan masker.
Latihan dijalani dengan penuh semangat dibimbing Babinsa Koramil 09/Igm Kodim 0313/Kpr Sersan Dua Gunawan Rianto. Kegiatan berlangsung di areal Gedung Olahraga Tengku Pangeran, Pangkalan Kerinci.
Menurut Danramil 09/Lgm Kapten Arh Kharidon Sitio selalu koordinator pelatih, cuaca di Pangkalan Kerinci pada Rabu pagi, 31 Juli 2019 terbilang ekstrim dan diselimuti kabut asap. Latihan tetap kondusif karena 17 Agustus 2019 makin dekat.
"Anggota dan siswa-siswi tetap semangat, latihan tetap dipantau intensif, setiap hari dilihat kemajuannya meski diselimuti kabut asap," kata Sitio.
Dia menjelaskan, latihan PBB berlangsung selama 20 hari menjelang pengibaran bendara merah putih pada 17 Agustus 2019. Ragam latihan harus dijalani agar tugas siswa-siswi perwakilan SMA dari 12 kecamatan ini sukses.
Koramil tiap tahunnya memang rutin membimbing calon anggota Paskibra. Hal ini merupakan kerjasama TNI dengan pemerintah setempat, khususnya Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga Pelalawan.
"Namun tahun ini agak berbeda karena cuaca panas dan ada kabut asap, latihan harus menggunakan masker," jelas Sitio.
Penyumbang Titik Panas Terbanyak
Berdasarkan data BMKG, Pelalawan tercatat sebagai penyumbang titik panas terbanyak dalam dua pekan terakhir. Pada Selasa kemarin, terpantau 60 titik panas di daerah yang berdekatan dengan Pekanbaru ini.
Sementara pada Rabu pagi, titik panas di Pelalawan terpantau menurun drastis hingga hanya menyisakan empat titik. Selain Pelalawan, titik panas juga terpantau di Kabupaten Indragiri Hilir tiga titik, dan Kampar, Indragiri Hulu serta Rokan Hilir masing-masing satu titik panas.
"Dari titik panas itu, yang dipercaya sebagai titik api atau telah terjadi kebakaran ada lima titik. Paling banyak di Indragiri Hilir tiga titik, Pelalawan dan Rokan Hilir masing-masing satu titik," kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Mia Vadila.
Sementara kondisi udara di Kota Pekanbaru tak jauh lebih baik dari Pelalawan karena jarak pandang hanya tiga kilometer. Kondisi ini bisa dikatakan paling buruk tahun ini meski sering terjadi kebakaran lahan.
Akibat kabut asap ini, sebagian warga Pekanbaru mulai mengeluhkan gangguan kesehatan akibat menghirup udara tidak sehat. Mereka pun mengaku mulai merasakan batuk serta mengurangi aktivitas di luar rumah.
Untuk menghindari warga terjangkit penyakit pernafasan, Dinas Kesehatan Provinsi Riau telah membagikan 10.000 masker. Lokasi pembagian masker di antaranya di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Tuanku Tambussai, Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Yos Sudarso.
Masker dibagikan kepada pengendara sepeda motor, mobil dan pejalan kaki. Selain membagikan masker, petugas juga mengedukasi warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah saat kabut asap menyelimuti udara.
Di sisi lain, Riau pada Rabu tidak lagi menjadi pemuncak titik panas di Pulau Sumatra. Paling banyak adalah Jambi dengan 16 titik panas, Aceh 11 titik, Sumatra Selatan enam titik, Bangka Belitung lima titik, Sumatra Utara empat titik dan Lampung tiga titik.
No comments:
Post a Comment