Pages

Wednesday, May 29, 2019

Sepenggal Kisah di Balik Viralnya Foto Ahmad Tohari Salat di Gereja Cilacap

Merespon maraknya tindakan intoleransi yang terjadi di Indonesia, ia berpesan agar masyarakat bisa menghindari fanatisme agama yang berlebihan. Menurut dia, fanatik perlu tetapi tidak dengan cara mengorbankan kerukunan antarumat beragama.

"Kuncinya ada dua. Ketauhidan dalam diri manusia. Dan yang kedua, kesalehan sosial," dia menerangkan.

Salah satu panitia acara, Imam Hamidi mengatakan sebelumnya, panitia menyadari bahwa acara buka bersama tersebut bertepatan dengan waktu salat Magrib. Masalahnya, lokasi Gereja Paroki Theresia relatif jauh dari musala atau masjid.

Atas kesepakatan tokoh agama, panitia meminjam karpet dan sajadah dari musala di Majenang. Kemudian, karpet itu dipasang di aula gereja untuk memfasilitasi peserta Muslim yang hendak beribadah.

Imam mengatakan, salat berjemaah dilakukan secara bergantian mengingat terbatasnya tempat. Ia sendiri turut menjadi makmum salat berjemaah dengan imam Ahmad Tohari. Bersama dia, ada sejumlah pegiat Lesbumi, NU, panitia, dan anggota Banser NU.

"Musala dan masjid memang agak jauh. Jadi kita siapkan tempat agar teman-teman tidak kesulitan saat akan beribadah," ujar Imam.

Ketua Panitia yang juga perwakilan komunitas Nasrani, Nico Wahyu Widiatmoko mengatakan buka bersama itu adalah wujud kerukunan dan toleransi masyarakat Majenang yang telah terjalin sejak puluhan tahun silam. Buka bersama ini hanyalah salah satu contoh kecil toleransi pada Ramadan.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/regional/read/3979546/sepenggal-kisah-di-balik-viralnya-foto-ahmad-tohari-salat-di-gereja-cilacap

No comments:

Post a Comment