Pages

Saturday, March 2, 2019

Produk Ramah Lingkungan dari Desa Gambut Sambut Hari Keanekaragaman Hayati Dunia

Liputan6.com, Jakarta - Tahukah Anda bila hari ini diperingati sebagai World Wildlife Day atau Hari Keanekaragaman Hayati Dunia? Diusulkan oleh Thailand, hari tersebut dirayakan untuk meningkatkan kepedulian terhadap keberadaan seluruh flora dan fauna yang ada.

Dalam rangka itu, Badan PBB untuk Pembangunan (UNDP) melalui proyek Biodiversity Finance Initiative (Biofin) menggelar Bio Econ Expo di Main Atrium Mal Gandaria City pada 2-3 Maret 2019. Acara tersebut terbagi menjadi tiga sesi utama, yaitu Bio Talks, Hackathon, dan Demo Day.

"Ini event pertama kali terselenggara di Indonesia. Harapannya adalah semoga event ini terus bisa berlangsung dan bermanfaat bagi semua pihak," kata Chiko Cakil, perwakilan panitia Bio Econ Expo kepada Liputan6.com, Sabtu, 2 Maret 2019.

Chiko mengatakan, target kegiatan tersebut adalah semua sektor bisa terlibat dalam pelestarian keanekaragaman hayati berbasis bioekonomi, termasuk dari kalangan startup. Dengan begitu, kekayaan hayati yang bernilai jual tinggi bisa bermanfaat khususnya bagi petani.

"Dan tentu saja kelestariannya tetap terjaga," ucapnya.

Dalam sesi Bio Talks, sejumlah pembicara dihadirkan, seperti Presiden Bukalapak M Fajrin Rasyid, CEO Mycotech Adi Reza, Kepala Marketing Crowde Afifa Urfani dan Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Ani Mardiastuti.

Ada pula sesi temu wicara yang menampilkan pelaku industri yang mengedepankan inisitatif maupun produk ramah lingkungan, seperti Merdi Sihombing dari Fashion Week 2018, Hannah Nur Auliana dari Waste Change, dan finalis Asia’s Next Top Model, Valerie dan Veronika.

Sementara dalam Hackathon, sejumlah tim ilmuwan, perancang aplikasi, digital, peneliti, hingga wartawan berkompetisi dalam ide untuk memberi solusi inovatif dalam mengatasi masalah keanekaragaman hayati. Sebanyak 10 tim terbaik akan dipilih sebagai pemenang kompetisi yang berhadiah total Rp 30 juta.

"Mereka (tim) punya ide mau bikin apa. Secara fisik akan ditampilkan oleh setiap tim dan dipresentasikan," kata Chiko.

2 dari 2 halaman

Produk Desa Gambut

Salah satu peserta kompetisi berhadiah total Rp 30 juta adalah tim dari Desa Peduli Gambut dan Badan Restorasi Gambut Sumsel. DD Shineba, perwakilan tim itu, menerangkan lahan gambut yang biasa menjadi lokasi kebakaran hutan dan lahan sebenarnya bisa dikelola dengan lebih ramah lingkungan.

Lahan yang selama ini didominasi tanaman sawit sebenarnya bisa menghasilkan produk yang lebih variatif. Terdapat produk makanan dan kerajinan yang dikelola anak-anak muda dan kalangan ibu-ibu di desa gambut yang berlokasi di Sumatera Selatan.

"Produk-produk ini sudah ada lama di desa, namun selama ini tak pernah muncul dan terpublikasikan. Kami bersama Pemerintah desa-desa gambut yg kami dampingi mencoba untuk mengembangkan produk gambut dengan sentuhan teknologi dan inovasi yang sesuai," kata Shineba.

Dari produk makanan, masyarakat desa gambut memproduksi produk makanan sehat, seperti selai kelapa nanas, beras putih, beras merah, dan keripik kelapa. Shineba menyatakan seluruh bahan baku dan proses pembuatan tidak menggunakan kimia.

"Pupuk, pestisida, dan lain-lain dibuat sendiri dengan cara alami. Proses produksi secara higienis, termasuk tanpa pengawet. Semua bahan baku utama produk dan semua bumbu-bumbu dari gambut," katanya.

Sementara, produk kerajinan dibuat mayoritas dari purun dan rotan. Shineba menjelaskan purun adalah tanaman semacam rumput yang tumbuh di lahan gambut. Bahan baku kemudian dianyam menjadi kerajinan tas dan topi.

"Desain iya (kami bantu). Tapi kalau pengemasan, itu langsung dari desa. Mereka punya alat sendiri yang sederhana dan cukup memadai," katanya.

Baru setahun pendampingan berjalan, banyak produk sudah dihasilkan masyarakat desa gambut. Harga produk makanan berkisar dari Rp 15 ribu hingga Rp 45 ribu, sedangkan produk kerajinan berkisar Rp 15 ribu hingga Rp 300 ribu tergantung bahannya. Nah, apakah Anda tertarik?

Saksikan video pilihan berikut ini:

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3907995/produk-ramah-lingkungan-dari-desa-gambut-sambut-hari-keanekaragaman-hayati-dunia

No comments:

Post a Comment