Liputan6.com, Gorontalo - Lelaki berumur (50) itu terlihat sibuk mengayunkan sekop untuk menurunkan pasir yang di ambil dari sungai Bulango, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango. Sesekali ia membenarkan posisi topinya yang sering miring. Ia terlihat begitu ceria, meski pun hanya menjadi seorang penambang pasir tradisional.
Sebut saja Kasim Podu. Ia adalah warga Desa Ilomaya. Pria yang lahir 50 tahun lalu itu begitu bersemangat mencari pasir yang ada di dasar sungai Bulango tersebut. Bahkan walaupun melawan arus deras dan dalamnya sungai Bulango itu tidak menjadi penghalang bagi kasim untuk tetap menekuni pekerjaanya itu.
Baginya itu merupakan makanan setiap harinya demi menghidupi istri dan kedua anaknya, terlihat Kasim harus menahan dingin karena harus berjam-jam merendam di air untuk mengisi rakitnya sampai penuh.
"Modal saya cuma sebuah sekop rakit dan Ember yang selalu melengkapi pekerjaan saya," kata Kasim ketika disambangi Liputan6.com, Senin, (31/12/21018).
Pria yang akrab disapa Ka Simu tidak kurang 10 tahun menjadi seorang penambang pasir tradisional Sungai Bulango. Sebelum menjadi Penambang Pasir, pekerjaan serupa juga yakni penambang batu gunung di Desa Ilomaya.
Kasim kini memiliki istri dan 2 orang anak. Menjadi seorang penambang pasir tradisional kata Kasim memang terlihat mudah. Namun sebenarnya tidak demikian. Seorang Penambang Pasir benar-benar harus bersabar melawan arus dan dalamnya sungai.
Selain itu Kasim harus melawan dingin karena berjam-jam berendam di air, apalagi jika datang musim hujan air menjadi keruh dan arusnya bertambah deras.
Tak peduli hujan atau panas, harus tetap bekerja di lapangan. Kerja panas-panasan atau hujan-hujanan itu akan membuahkan hasil yang baginya menggembirakan. Pendapatan bisa sampai Rp 70 ribu per hari ketika ada pelanggan yang memesan. Hanya saja tak selamanya manis. Kadang Pasir yang sudah tertumpuk harus menunggu pemesan sampai dengan berminggu-minggu.
"Saya turun kerja sejak pukul 07.30 Wita hingga pukul 17.00 Wita. Kadang hasilnya sangat bagus, tapi kadang tidak cukup. Tapi tetap saya syukuri," kata Kasim.
https://www.liputan6.com/regional/read/3860405/potret-penambang-pasir-tradisional-gorontalo-yang-makin-tergerus-zaman
No comments:
Post a Comment