Liputan6.com, Hanoi - Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong-ho, memulai kunjungan resmi ke Vietnam pada hari Jumat, untuk belajar reformasi ekonomi dari negara satu partai itu pascaperang melawan Amerika Serikat (AS).
Menlu Ri mengaku kagum dengan perkembangan Vietnam sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia.
Dikutip dari The Straits Times pada Jumat (30/11/2018), Ri Yong-ho dikabarkan akan bertemu dengan para pemimpin Vietnam di Hanoi, serta mengunjungi zona industri berteknologi tinggi, dan bertukar ilmu dengan para ahli pertanian setempat.
Korea Utara, dengan ekonomi yang telah lama dilumpuhkan oleh sanksi luas di tingkat internasional, berusaha untuk belajar tentang reformasi ekonomi "doi moi", yang dikenalkan oleh pemerintah Vietnam pada 1980-an, lapor kantor berita nasional Korea Selatan Yonhap.
Perekonomian Vietnam berkembang pesat karena merangkul reformasi pasar, membuka pintu bagi investasi asing dan mengakui kesepakatan perdagangan bebas.
Saat ini, Vitenam diketahui memiliki pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencapai lima persen, yang merupakan tertinggi selama satu dekade terakhir.
Hal itu dilakukan dengan tetap mempertahankan konsep negara satu partai, yang melakukan kontrol pemerintahan terpusat dan sedikit memberi toleransi pada perbedaan pendapat. Menurut banyak pengamat, ini merupakan contoh yang ideal bagi Korea Utara.
Beberapa pengamat juga mengklaim bahwa kunjungan Menlu Ri merupakan bentuk pencarian misi diplomatik Korea Utara, menyusul serangkaian pertemuan oleh negara itu yang dilakukan dengan Korea Selatan dan AS.
"Korea Utara menggunakan periode ini untuk tidak menguji (senjata nuklirnya) dalam upaya memulihkan hubungan eksternal, guna meraih atensi terhormat dari komunitas internasional," kata Dr Thayer, profesor politik emeritus di University of New South Wales di Canberra.
Simak video pilihan berikut:
No comments:
Post a Comment