Liputan6.com, Jakarta - Harga emas masih akan mendapat tekanan pada pekan ini karena Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memberikan pandangan yang optimistis pada rapat yang berlangsung pekan lalu. Namun ada kemungkinan pelamahan harga emas tak dalam karena tekanan jual yang terjadi selama ini sudah terlalu besar.
Mengutip Kitco, Senin (1/10/2018), dalam risalahnya, the Fed mempertahankan pandangan yang optimistis mengenai pertumbuhan ekonomi AS. Selain itu, the Fed juga mengisyaratkan untuk terus menaikkan suku bunga sampai dengan 2020.
Prospek the Fed tersebut ditegaskan kembali karena data menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh 4,2 persen pada kuartal II 2018.
Dengan adanya pernyataan dari teh the Fed tersebut, analis memperkirakan bahwa dolar AS masih akan menjadi aset yang menarik sehingga menekan harga emas.
Analis Senior Pasar Uang Bank of New York Mellon Neil Mellor menjelaskan, bukan hanya dolar AS yang menguat, tetapi ketidakpastian pertumbuhan ekonomi dan geopolitik, yang dipicu oleh pengeluaran defisit besar yang diusulkan di Italia menyebabkan pelemahan signifikan dalam euro.
"Dalam lingkungan ini Anda masih harus melihat nilai dalam dolar AS," katanya.
Analis CMC Markets, David Madden, mengatakan bahwa dia juga melihat kekuatan lebih lanjut dolar AS yang akan membebani emas.
"Sebagai hasilnya, saya pikir kita harus berharap bahwa emas akan menguji kembali posisi terendah Agustus." kata dia.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3656032/pernyataan-the-fed-bakal-tekan-harga-emas-selama-sepekan
No comments:
Post a Comment